BINGKAI

Kamis, 13 Oktober 2011



10:08 AM

BINGKAI
“Apa kau sudah lama mencintaiku?” terangku. Kali ini Yhun tampak kaget, “Apa?”
“Apa ini! Pendekatan secara tidak langsung… Atau sebuah serangan yang mencolok?” hatiku geram menyikapi sikap munafiknya.
“Kau gila!” tanggap Yhun.
“Lalu untuk apa?”
Yhun ternyata tak bisa menepis pertanyaanku, ia hanya mampu memberi jawaban lain! Kali ini ia keterlaluan, mencoba berlalu lalang di hatiku lalu mencoba menyalahkanku atas semua kelakuannya.
“Meskipun aku gila, apa dia juga terlihat seperti orang yang waras?” hatiku membatin. Belakangan ini aku cukup dipersulit dengan kehadirannya, haruskah aku juga menerima untuk disalahkan seperti ini.
“Iji… Tunggu!” Yhun mengejarku hingga di depan pintu.
“Ada apa?” tanyaku sangat tidak bersahabat.
“Kenapa kau pergi?”
“Lalu untuk apa aku tetap di hadapanmu?” Kulempar tangannya dengan kuat, jika aku mampu akan kubuat putus saja! Aku benar-benar sangat kesal.
“Apa kau bisa, tidak memperdulikanku?”
“Kenapa kau menganggap. Aku akan tetap memperdulikanmu? Tidakah kau berpikir aku pun sedang melakukannya?” tambahku. Kulihat Yhun terdiam, lidah tajamnya tak mengeluarkan pisau yang biasanya sudah menyayat hatiku.
“Kalo begitu. Biarkan aku yang mencintaimu?”
Yhun menawarkan tatapan yang sangat hangat. Aku sungguh terkesan, tapi lagi-lagi itu mampu membuatku menahan napas.
“Setelah itu apa? Apa kau akan mempertahankanku, lalu benar-benar menjalin hubungan denganku? Atau kau hanya ingin mempertahanku untuk sementara, lalu hilang begitu saja meninggalkanku!”
“Lalu kau ingin aku bagaimana? Meratapi cintaku yang tidak bersambut, lalu mulai berhenti untuk memikirkan hidupku? Atau… Kamu ingin aku melakukan hal bodoh?”
“Apa?” Sentaku, “Bodoh?” Enggan rasanya meneruskan pembicaraan yang selalu bernuansa sama, karakter kuat untuk sesuatu yang menyakitkan.
“Aku minta maaf jika kata-kataku membuatmu sedih…”
“Jangan meminta maaf, kau tidak sedang terlihat merasa bersalah sekarang!”
Yhun dan aku terdiam, mencoba menghentikan kekakuan ini…

^^^^

Lagi lagi aku harus merenunginya. Kehadirannya tidak masuk akal. jelas-jelas tidak ada apa-apa! Berada ditengah jarak yang cukup pelik, baik dari pihakku maupun pihaknya.
Sikap kami tak pernah menyatu, di antara air dan minyak. Untuk apa dia bersikap seolah air tidak masalah dicelupkan dalam minyak mendidih.
Bagaimanapu aku harus focus! Memikirkannya saja aku muak, apa lagi harus berusaha untuk memahami seseorang yang tidak bisa membaca situasi seperti dia.
“Lu baik-baik aja Ji?” tanya Heon.
“Tidak…” jawabku sekenanya.
Selama perjalanan aku hanya bisa menunduk. Memikirkan apa yang tidak penting menurutnya. Mengharapkan sesuatu yang bahkan tidak pernah ada di benaknya. Mencoba untuk tetap seperti yang ada di pikirannya.
“Kenapa kamu begitu lama. Tidak disiplin, tidak tepat waktu. Kau tau, sudah berapa lama aku menunggumu?” Yhun berada ditempat yang sama, selalu sudah berada di hadapanku.
“Apa urusanmu, bahkan jika aku tidak datangpun. Apa hakmu bertanya?” Kuinjak kakinya, baru ia bergeser tidak menghalangi jalanku.
“Apa katamu?” Bukan hanya ditarik, tanganku diletakan di bawah dengan tangannya yang masih memegangiku, lalu tangan satunya merengkuh tubuhku dengan erat.
“Kau tau seperti apa rasanya…?”
“Setiap hari, Jam, menit, detik… tak satupun yang mampu membuatku tau waktu telah berlalu saat kau sudah ada didalamnya! Tidakah kau berpikir, ditiap hari, jam, menit, detik… bagai mana caraku untuk melewatinya?”
Hatiku terpesona! Kata-katanya itu… apa aku harus memujinya untuk itu, karena itu sangat indah?
Aku tak menolak, tapi hatiku masih tidak mengerti, sungguh! Bahkan aku tidak yakin dengan pikirannya saat ini.
“Tidakah kau terlalu jujur… Baik untuk mengungkapkan cinta atau untuk mengungkapkan kau tidak menyukaiku. Kau anggap aku apa? Wonderwoman?”
“Kalo begitu jadilah seperti itu?”
Tak kuasa menahan sakit, akhirnya aku menagis dipelukan hangatnya. Aku nyaman dengan tindakannya, tapi tidak dengan ucapannya. Benar-benar tipe cowo yang rumit.
Tidak bisakah dia mengatakan suka lalu meminta, atau lekas mengatakan tidak suka lalu berhenti untuk memberi.
Bahkan ia seseorang yang terkesan mudah mencampur aduk hidupku lewat hati kecilku sekarang!
“Jika kau bertanya ‘Apa aku jahat?’ aku tidak akan berpikir untuk tidak yakin. Maka ingatlah apa jawabanku ini ‘Kau mahluk terjahat yang pernah kutemui!”
Kuinjak lagi kakinya, ia tak bergerak, kedua kali, baru dia merenggangkan pelukannya. “Kalau kau ingat aku, ingat aku sebagai seseorang yang memperlakukanmu seperti ini. Bukan sebagai seseorang yang sudah memperlakukan aku seperti ini!”
Kutinggalkan Yhun tanpa menengok kembali. Aku berharap sepulang nanti dia tidak akan berada di hadapanku lagi!


Dikelas aku lagi-lagi merenunginya! Bahkan aku tidak tau apa dia melakukan hal yang sama atau tidak. Bahkan lagi-lagi aku memikirkannya, “Apa ada tindakan, sikapku itu yang sudah menyakitinya!”
“Lama baget!” Heon sudah ada di sampingku, “Maaf, mendadak tadi ada sesuatu. Tidak kusangka akhirnya aku terlambat juga!”
“Tak apa.”
“Besok kita pergi sekolah bareng yah?” Seon tersenyum, syukurlah ia terlihat tidak marah.
Selama jam pelajaran berlangsung, aku hanya mampu membaca dan mendengarkan. Tak mencoba bertanya terlebih untuk menjawab. Padahal ujian sudah dekat, ini menyebalkan. Tapi lagi-lagi aku hanya mampu menyalahkan diriku sendiri yang masih tidak bisa fokus,


Sepulang sekolah aku tak melihatnya. Ia tak menggangguku lagi, tapi ia masih mengganggu hatiku, “Tidak bisakah ia bertanggung jawab sedikit dengan tidakan yang pernah dilakukannya?”
Aku hanya menendang angin, melihat awan dari kejauhan. Mengharap bayangan, tanpa tujuan.
Jalanku memang tak gontai, tapi langkahnya kosong bagai tanpa tulang. Sebisa mungkin aku menopangnya. Dan memandang tegak sendiri.

^^^^

“Aku putuskan. Kita akan tetap seperti ini, tidak jadian… juga tidak putus!”
“Terserah…!”
“Kenapa?”
“Karena jadian maupun putus, aku akan tetap begini, seperti ini.!”
Ia menyeruput kpinya. Aku hanya ingin memandangnya untuk sesuatu yang ada di hadapanku, bukan sekedar seseorang yang ada di pikiranku. “Itu keputusanku!” kata hatiku.

BINGKAI YANG MELINGKARI HATIKU
Lentera EmJe,

0 koment: