"Apa itu maksudmu Myu. Utuh... karena aku adalah Angel murni?"
"Kenapa mereka bisa menggunakan kekuatan mereka sebelum mengumpulkan kedua belas orang Angel. Sedang aku, msih tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan kekuatanku sendiri. Bahkan aku tidak yakin, kapan alam bawah sadarku ada."
Mataku menerawangi bandul yang berisikan dua sayap kecil. "Apa yang harus aku lakukan denganmu?" Tanyaku, berharap sayap itu memintaku memakainya.
"Angel, apa perbedaan mereka dengan manusia yang tamak." Aku mengomeli kebingunganku, berharap ada titik terang dalam kepalaku.
"Apa lagi yang mereka sembunyikan, mereka terlalu berhati-hati menghadapiku." Mendadak kepalaku pening kembali, aku melihat ada bayangan yang sedang aku ingat. Seseorang dengan dua sayap. "Ah... Sakit!" keluhku, masih terus memegangi kepalaku.
Rasanya ingin pcah, "Siapa? siapa?" tanyaku dalam hati, berharap bisa mengejar bayangannya. "Ah... Sakit!"
"Tian. Apa kau baik-baik saja?" Kiroro menghampiriku dengan cemas.
"Kau harus menahannya, sakit ini akan hilang jika kedua sayapmu terlepas dan terpasang di punggungmu." Jelas Kiroro.
"Kenapa selalu seperti ini..." Keluhku masih merasakan sakit.
"Tubuhmu masih menolak kekuatan itu, sebelum alam bawah sadarmu kembali." Kiroro tak bertindak, meski aku terlihat nyeri di kepalaku.
"Hanya kamu yang mampu mengobati rasa sakitnya, karena kamu adalah kunci pembuka jalan kekuatan itu masuk kedalam tubuhmu."
"Esok akan diadakan sebuah upacara penyatuan kekuatan, kita lihat. Apa kau akan menghisap seluruh kekuatan mereka, atau mereka membantumu menemukan kekuatanmu sendiri." Lanjut Kiroro.
"Lalu apa yang terjadi jika aku mengambil kekuatan mereka?" Aku semakin tidak yakin dengan apa yang aku lakukan.
"Siklus hidupnya akan tetap berjalan. sebelum kekuatan itu menyatu dengan kekuatan yang ada ditubuhmu." Kiroro berpikir keras.
"Jadi, baik ada kekuatan mereka atau tidak. Jika kekuatanku belum terbuka, maka siklus hidup kekuatan itu akan tetap berjalan?" Aku memandangi Kiroro lekat-lekat.
"Y. Angel murni sebelumnya telah gagal, dan menyebabkan kekacauan sebesar ini. beruntung sebelum kami menemukanmu para Angel tidak ada yang membuat onar." Mendengar Kiroro berkata demikian menyudutkanku sebagai penyebab dari semua ini.
"Jangan salah. Pentingnya ada kamu adalah jalan untuk menghentikan kekacauan yang pernah dibuat Angel murni yang terdahulu." Tambahnya, sedikit menghiburku.
oooooo
Hari ini adalah hari yang ditunggu. Aku, Nico, Kaka, dan Lara adalah orang-orang yang bersedia mengikuti upacara, yang lainnya hanya berkeinginan untuk menunggu seleseinya upacara tersebut. Ketika itu.,salah satu dari mereka mungkin akan menikamku diam-diam. Kami tidak tahu sisi baik dan sisi jahat dari kedua penerima kekuatan yang pernah diberikan Kaka dan Nico, Tapi Nico dan Kaka berjanji akan melindungiku seperti Myu yang pernah melindungiku sampai mati.
Ada kecemasan yang menyelimutiku, untuk beberapa alasan. dan ketidak yakinan akan diriku sendiri, apa aku bisa melakukannya seorang diri.
Upacara itu tidak memerlukan persiapan. Hanya butuh seseorang yang tulus, dan memiliki kekuatan untuk memicu apa yang tersimpan di dalam bandul. saat itu pun tiba.
Pertama Kekuatan Kaka yang dialirkan kedalam benda yang ada di dalam bandul, diikuti oleh Nico, Kemudian Lara melakukan hal yang sama. Kulihat ketiga bandul itu bereaksi dan memancarkan kilauan yang lebih terang dari kilauan yang pernah aku lihat. Tapi bandul yang kupegangi tak merespon apapun, bahkan tak menampakan adanya sinar. Aku panik, bagai mana ini. Selang beberapa menit saat kekuatan itu melesat , terpantul dan segera menjatuhiku tiba tiba...
Sleb... Sebuah benda menusuk bagian belakang tubuhku. Cringg... namun kilauan itu terlanjur terpancarkan kearahku. entah apa yang terjadi, sakit yang terus menjalar membuatku limbung. Meski sinar itu masih meremang dari tubuhku.
Aku terpejam, menikmati rasa sakit yang bercampur aduk. Kepalaku ikut berputar-putar, seakan yang ku tempati sedang runtuh, lalu aku terjatuh dan menunggu dasar untuk kematianku.
oooooo
"Ingatlah, kau adalah Angel!" Suara seseorang mengingatkanku,
"Aku kan sudah mengatakan. Kau adalah Angel Tian." Tambahnnya.
"Kau harus mencarinya sendiri, hanya kau yang tahu." Untuk ketiga kalinya suara itu terdengar, bayangan Myu pun datang.
"Myu... Apa itu kau. Myu tolong aku, aku sungguh butuh bantuanmu." Aku menggapai-gapai bayanganku, Mencari Myu dalam kegelapanku.
"Myu..." Panggilku. Nafasku mulai menipis. Rasanya butuh udara lebih banyak lagi yang harus masuk ke dalam tubuhku.
Tanganku berhasil, ada sesuatu yang berhasil kupegang. "Myu, Myu..." Panggilku lagi.
"Ah.. Terang." Ucapku dalam hati.
"Tidak, bukan aku yang meganginya. Tapi aku yang dipegangi olehnya." Peganganku kulepaskan, meski begitu aku tidak akan jatuh. Sesuatu memeluku, erat dan lebar.
Cring... aku merasa sesuatu itu adalah bagian tubuhku yang bisa aku gerakan. sesuatu itu melebar, semakin lebar dengan sempurna. Tapi aku tak dapat melihatnya. Aku berputar, terlihat sedikit, berputar lagi, masih terlihat sedikit. siapa kamu jangan seperti anak kecil yang senang dengan petak umpet.
Ah... Aku lelah. Aku merasa sesuatu menepuk-nepuk punggungku. kanan dan kiri, keduanya bergerak bersamaan. tapi gerakan itu dapat aku rasakan sebagai bagian dari tubuhku. aku melihat kedua tanganku tidak bergerak. begitupun kedua kakiku. Apa yang bergerak-gerak.
Kuraba bagian belakangku, ada tulang belakang yang mengganjal. Apa? berbulu, ah... apa aku berubah menjadi hewan.
"Tian. Sadarlah tian, apa kau baik-baik saja?" Ucap seseorang mengagetkanku, perlahan-lahan mataku mulai bisa kubuka. Cahaya mulai bisa kulihat. Nico, Kaka, dan Lara juga sudah bisa kulihat. "Apa yang terjadi." Angel yang tak memengikuti upacara tergeletak. "Apa mereka mati?" Tanyaku memastikan, kemudian kulihat sesuatu berada dibagian tubuh mereka. "Sayap." Lenguhku.
"Kau berhasil Tian, kau berhasil! Bahkan kau menolak kekuatan kami. Kau hanya menggunakan kekuatanmu sendiri untuk membuka sayap itu. Kau hebat Tian." Aku masih tak mengerti, kepalaku masih terasa kunang-kunang.
"Apa?" Tanyaku pelan.
Dan aku sadar, sesuatu membebani punggungku. "Berat." Keluhku. "Lihatlah Tian..." Nico menyodorkan sebuah cermin. Dan terpampanglah wujud baruku di dalamnya.
"Siapa itu. Benarkah itu aku?" Tanyaku tidak percaya diri. Aku hanya mendapati Nico, Kaka dan Lara tersenyum ke arahku.
"Aku berhasil, benarkah?" Aku memastikan semua itu benar. dan memastikan mereka menjawabku dengan jujur. Kemudian mereka mengangguk bersama-sama.
oooooo
Aku membuka mata. Nico, Kaka dan Lara masih berada disampingku. Aku tersenyum menyambut mereka, "Sayapnya?" Hatiku kacau, apa aku sudah bermimpi. Segera kupegangi tulang belakangku, tak ada yang mengganjal seperti sebelumnya.
"Aku yakin, tadi ada di sisni. Nico, Kaka, Lara, aku melihatnya ada disini." Aku meloncat, kakiku sempat melayang. kemudian aku limbung kembali.
"Tenanglah Tian. Kau kelelahan dan Pinsan. Tusukan Sysy cukup dalam, punggungmu terluka." Setelah Nico menjelaskan, aku mulai ingat dengan rasa nyeri yang masih aku rasakan.
"Lalu, sayapnya." Hatiku seketika sedih, mengingat betapa senangnya aku mendapatkan sayap itu. Semua akan berakhir dengan itu.
"Ada. Ada belakangmu, sayapnya akan muncul jika ingin kamu gunakan. Jika sayap itu tidak bisa hilang, kamu tidak akan bisa berbaur dengan manusia. Dan bertemu dokter untuk mengobati lukamu." Jelas Kaka.
"Oh..." Betapa leganya aku dengan hal itu.
"Lalu bagaimana dengan mereka?" Tanyaku mulai mengingat yang lainnya.
"Mereka kehilangan ingatan tentang Angel, Sysy menanggung akibat perbuatannya, selebihnya akan kembali normal." Lara ikut menjelaskan.
"Hewan pilihan mereka?" Tanyaku lagi.
"Sebagaimana yang terjadi dengan majikannya, itulah yang terjadi dengan peliharaannya." Lanjut Nico.
Aku melihat seekor Musang, serigala, dan tupai. Mereka menyapaku, "Nay Tian..." Aku tersentak.
"Mereka adalah binatang pilihan kami," jawab mereka serentak.
ooooo
"Semua ini masih belum berakhir. Siklus kekuatan kami akan tetap berlanjut meski sudah sempurna. Kekuatan kami terbilang masih kurang cukup, tapi berlebih jika digabungkan. Masalah terbesar ada pada kami yang Bukan Angel murni. Kau harus membuat sayap-sayap ini utuh. Menjadi dua belas pasang."
0 koment:
Posting Komentar