Bunga Alter(Bunga yang Lain)

Senin, 17 Oktober 2011


Bunga Alter(Bunga yang lain)

Bunga itu pemberian pacar khayalan, yang hadirnya saat aku sedang menginginkannya. Tapi belakangan aku tidak lagi ingin ia ada, hanya bunga itu yang membuatku merasa cukup.
            Laki-laki itu memberi nama Alter untuk bunganya. Jenis bunga apa sampai ia sendiri yang tau dari mana asalnya. Aku hanya menyebutnya dengan nama yang sama. Arti lain dari yang lain dalam bahasa latin.
            “Mungkin dia penemunya. Karena hanya sang penemu yang punya hak atas apapun yang akan dipatenkannnya, termasuk namanya!” pikirku, memandangi keindahan langka.
            Dia bilang, “Tidak akan menyebarluaskan keberadaan bunga tersebut. Bunga itu khusus diberikan kepadaku, dan tidak akan ada orang yang bisa melihatnya tanpa seijinku!” Wah bahagia sekali aku, responku waktu itu.
            Entahlah, meskipun begitu tetap selalu ada yang kurang saat itu diberikan untuk menggantikan. “Akh… aku ini, berpikir apa?”
            Tampaknya bunga itu sedang membuatku ingat kepadanya, mirip dandelion yang ada di samping rumah. Tapi, ini berbeda. Alter mampu me-regeneration dirinya, sehingga saat bunganya berguguran, esok dan esoknya lagi bunga itu akan ada kembali.
            Dari dulu ia ingin menciptakan sebuah keajaiban untuku. Agar aku bisa mempercayai ucapannya, bahwa, “Selalu ada harapan untuk banyak hal.”
            Aku mengakuinya, ia benar. Bunga Alter ini salah satunya. Tapi dari sekian kebenaran, selalu ada satu atau dua pengecualian. Termasuk tentangnya.
            Waktu telah menunjukan ketidaksetaraan antara harapan maupun kenyataan, selalu terdapat dinding pembatas untuk keduanya.  Padahal jelas-jelas kenyataan itu bisa diwujudkan dengan keinginannya. Karena yang kuingat action adalah sebab untuk akibat.
            “Jika dia berpikir hal yang sama, tentu dia juga akan mengerti apa yang sedang aku pikirkan sekarang.” Bunganya satu-demi satu jatuh dihembus angin. Seperti salju lokal. Alter tampak seperti selalu bisa hidup. Jika ia mampu me-regeneration dirinya, apa dia tidak akan mati, dan jadi satu satunya hal yang kekal.
            “Akh. Tak ada kekekalan yang seperti itu! Semua punya umur masing-masing. Apa harapan dan mimpi punya umur tententu?” Kukumpulkan bunga-bunga yang tidak terbawa angin. Itu adalah bunga terdahulu dari bunga yang sekarang ada. Aku sedang menyamakan harapan dan mimpiku juga kurang lebih seperti itu.
            “Ternyata sampai kapanpun. Ia akan tetap jadi pacar khayalanku…!”
            Kulihat kepulan awan membuat banyak bentuk. Aku sekedar menerka-nerka mengapa awan pun begitu. Padahal awan hanya berlalu-lalang tanpa ada tujuan apa-apa. Sungguh tindakan tanpa apa-apa.
            Kualihkan perhatianku lagi. Menuju frame sebuah foto, “Ini juga hadiah darinya. Dia memberikannya agar aku bisa menempatkan foto di dalamnya, “siapapun itu harus orang yang kamu sayang.” Katanya.
            “Jelas-jelas dia melihat orang itu adalah dirinya, tapi dia tak pernah mampu mengartikannya. Akh.. dia berniat untuk tidak perduli atau apa?”
            Ketenanganku terusik, bayangannya bagai hantu. Selalu mengikuti dan menimbulkan rasa takut untuk sesuatu tertentu. Selama ini aku tidak pernah cemburu. Tapi, kelak hal itu pasti terjadi. Kemungkinan selalu ada meski presentasinya tidak menentu.
            Alter hanya satu bunga dengan satu batang yang kutanam dalam pot. Aku meletakannya percis dekat lampu yang bersender di samping jendela. Setiap hari kubiarkan jendela itu terbuka untuk memberi kehidupan alam padanya. Dari yang kubaca, matahari adalah sumber kehidupan paling penting untuk tumbuhan dan yang lainnya.
Jika di analogikan, ia juga seperti itu. Sumber kehidupan terpenting dalam hatiku. Tapi jarak antara aku dengannya lebih jauh dari itu. Mengapa sesuatu selalu bisa di jadikan hal seperti dirinya. Tapi, mengapa tidak dengan sesuatu yang dapat membuat semua itu sama dengan hal yang ada dalam hatiku.
Ketidak adilan itu benar, bahkan terlihat lebih logis dari keadilan itu sendiri. Membayangkannya saja aku yang terkesan tidak masuk akal. Menginginkan semua hal bisa terjadi sesuai kehendakku, tentu itu mustahil.
“Mungkin itu juga satu filosofi yang bisa ku angkat dari sebuah bunga yang pernah ditemukannya.” Bunga yang sebelumnya tidak pernah ada, dan tak terpikirkan sedikitpun akan ada. Telah menunjukan keberadannya di depan mataku. Tapi keberadaannya satu dari banyak hal yang mustahil, karena spesiesnya tidak diketahui. Apa itu evolusi bunga dendalion, yaitu jenis tanaman baru dari gen yang sama, atau ini memang jenis tanaman bunga yang baru.
“Aku tidak tahu. Haruskah aku membiarkannya untuk diteliti lebih lanjut, lalu aku akan kehilangannya. Karena status kepemilikannya akan berpindah tangan. Tentu aku tak bisa membiarkannya,” aku memikirkan hal lain.
Jika aku mencari tahu lebih lanjut tentangnya, apa itu akan berpengaruh untuk apapun. Ia tau isi hatiku, dan tau tentang itu. Apa yang bisa aku lakukan saat ia ingin tetap menjadi seperti itu.
Apa dengan marah, bersedih, dan hal lain ia akan tergugah, tersentuh untuk memberi sebuah pernyataan jelas, aku tak yakin dia akan melakukannya. Pengecualian itu salah satu yang ada padanya. MENYEBALKAN.
“Alter. Jika engkau hidup, tentu aku tidak akan pusing-pusing bertanya dan mencari tahu banyak hal kepada orang lain. Cukup berbicara denganmu, memintamu untuk menjelaskan dirimu sendiri. Mahluk seperti apa dirimu…”
Aku tak tahu, apa ada yang mendengarkannya atau tidak, aku sedang berbicara kepada benda tanpa timbal-balik yang jelas.
Alter hanya terlihat bergoyang-goyang bagai ilalang yang diam. “Ck … ck … ck … Alter saja bergerak. Bagai mana hatinya bisa tak bergetar…”
Kumasukan bunga yang selesei kukumpulkan itu kedalam satu wadah. Akan kutaruh bunga yang gugur lainnya ke dalam sana. Menjadi sebuah kenangan, bahwa Alter pernah mempunyai bunga yang digugurkan setelah bunga baru itu akan digantikan.
Kenangan manis yang selalu bisa kuibaratkan sebagai kenangan pahit yang pernah aku rasakan.
“Meskipun engkau selalu begitu, engkau sudah tahu . . . Kuserahkan keputusan ditanganmu…”
“Tapi, Alter akan tetap mengganti bunganya dengan yang baru…!”

Lentera EmJe. 12.10.11(11:14 AM)

0 koment: